Sebuah Luapan yang Segera Dilupakan

by - Desember 10, 2015



Benar – benar asing ketika aku menyatakan diri sebagai yang dicintai, oleh kanopi yang meneduhkanku. Ada kegundahan yang  memang belum mencapai stadium akhir. Berspekulasi ini itu. Ada prasangka baik, ada prasangka buruk. Aku lebih tidak tahu lagi perasaannya.

Panggil aku Ratna karena pasanganku adalah Galih, aku tak tahu aku siapa karena aku tidak tahu pasangan Arjuna. Yang ada hanya perasaan yang terlalu berlebihan, yang menggelikan. Malamku tak ada asa, panjang cerita, adanya putus asa. Terlalu malu, terlalu percaya. Tak ada berita datang, aku kecewa.
Kanopi
Kanopi
Kanopi
Ka.. ka.. ka.. Katastropik!

Biasanya aku terlalu terbiasa sendiri, tetapi tidak untuk kini. Harus ku akui, kadang ingin ku kembali ke masa saat tak tahu apa- apa. Walau rasanya hampa tapi aku tidak apa – apa. Sampai tiba waktu ketika dia menyentuhku lagi, dengan ramah dan menyenangkan, melupakan apa yang terjadi seharian.

Aku memohon agar kapalku tak terseret angin, karena pelabuhan sudah dekat. Ini sudah terlalu jauh untuk ku kembalikan. Sungguh susah untuk ku berjuang, karena setiap masa rasa ku menabrak karang.

You May Also Like

0 komentar