TENTANG GERSANG
TENTANG GERSANG
Digna
Tri Rahayu
Suatu masa ketika kau bertanya padaku
Tentang gersang
Hijau yang tak tampak seperti hijau
Gersang itu tandus
Gersang itu sakit
Dan kau melengkungkan senyummu
Hembusan kecilmu mematikan
Lilin itu padam
Dalam gelap aku tak bisa melihatmu
Dan kau hilang dalam sekejap
Meninggalkan kenangan
Yang tak kunjung lapuk karena waktu
Ku seduh teh pagi ini masih dalam
gelap
Masih terbayang lengkung senyummu
kemarin
Aku benci ketika otakku menerjemahkan
Tentang dirimu, titik kecil cahaya
yang kulihat di ujung sana
Ah, fatamorgana
Kakiku berayun pelan
Melangkah menuju tempat yang tak seharusnya
kudatangi
Aku meringkik menjerit meronta merajuk
menyebut mengingat
Disini kau bertanya tentang gersang
Memori yang tak ikut padam
“Hey bangunlah, tiup lilin kecil ini.”
Ku raba tanah tempatku berpijak
Gersang
Gersang butuh hijau untuk menjadi
subur
Tapi kini hijauku hilang
Hijauku mati
Hijauku terkubur di dalam tandus
Butiran kristal menggerus kerikil
menjadi pasir
Mungkin gersang adalah penantian
Kucacah batu dengan pisau dalam
genggamanku
Berharap ia segera lapuk menjadi pasir
Tetapi batu itu mengeras
Semakin kucacah semakin mengeras
Hingga aku lelah dalam
penantianku sendiri
Selalu seperti ini
Lilin kecil ini padam olehku selama
bertahun – tahun
Gerimis lalu hujan
Ketika aku belum sempat menyelesaikan
Lagu Selamat Ulang Tahun untukmu
Hatiku berdesir getir
Ku rapatkan kedua tangan
Doaku beradu dengan isak tangis
Berharap tak ada lagi gersang dan yang
ku lihat hanyalah hijau
Gersang adalah penantian
Dan sungguh aku merindukan hijauku
Di balik gersang yang menyakitkan
0 komentar